01.
BALQIS
Pak Ngah/Hairul Anuar Harun
Biar
apa pun rupa yang terbina
Takkan gentar merela kehendaknya
Terdengarlah bicara tersembunyi
Yang tertebar di langit dan di bumi
Siapakah
yang mampu menundukkan bayu
Siapakah yang tahu hanya ada satu
Turut
titah setia ratu kota
Lirik mata yang cerah bak SAHMURA
Singgahsana nan indah tak terperi
Halus santunnya wajah bidadari
Siapa
yang mengutus surat keajaiban
Siapa yang menghunus rebah di pelukan
Lai
lai lai lai lai lai lai lai lai lai
Bisakan jelita luruh kuasa
Lai lai lai lai lai lai lai lai lai lai
Terpukau hatinya demi sakti kurnia
Laksana terkalam tiada diilham
Segala ternyata hanya sekelip mata (Syahadah)
Terpedaya
istana kaca
Terkesima kata mulia
Seribu
utusan
Mahkota hiasan
Membingkis berita
Damaikan dua kota
Agungnya... suara... sucinya... sang cinta...
Bertemu
di alam pesona
Bersatu di dalam cahaya
Semilah... persada... kasihnya...
Di puncak singgahsana (Syahadah)
02. JOGET KASIH TAK SUDAH
S.Atan/Nurul Asyiqin
Awan
tergulung tuan di hari senja
Nampak berbalam biru warnanya
Tuan di gunung paya hamba di paya
Dalam jambangan temu ingin bersama
Terbang
serindik tuan dengan kedidi
Singgah di kayu di rumpun kayu
Kasih menitik tuan basah tak jadi
Walau bertahan rindu menanggung rindu
Hatiku
yang resah
Ku bawa berdendang
Memujuk diri dijeling tidak
Sepantun
berdendang
Dondanglah asmara
Cuma igauan dalam igauan
Berdendang
hamba tuan bertepuk tangan
Senyum di bibir hati terluka
Kasih diberi orang dijeling orang
Terasa hiba tidak terkira
Sudikah
tuan bernyanyi bersama
Alunan lagu hai kasih tak sampai
Susunlah langkah layu di mata
Tanda di hati hai masih berdarah
Pantun
berpantun tuan
Mak andam sayang
Berjual beli pantun Melayu
Walau
dialun tuan
Gurindam sayang
Luka di hati orang tak tahu
Ku
sulam kasih emas berbenang emas
Orang bertaruh baiknya rupa
Walaupun kasih balas tidak berbalas
Tidakku kesal ia terjadi
03. YA MAULAI
Pak Ngah/Hairul Anuar Harun
Andai
permata jadi hiasan
(Ya Maulai Ya Maulai)
Jariku mudah sembuh lukanya
(Ya Maulai Ya Maulai)
Bagai sutera dalam lukisan
Hidupku indah warnanya
(Ya Maulai Ya Maulai)
Baru
menguntum kemboja rimbun
(Ya Maulai Ya Maulai)
Mekar harumnya seri halaman
(Ya Maulai Ya Maulai)
Hendakku minum mustika embun
Agar tersua idaman
Kata
bagai pendita
Bukan racun berbisa
Besar hajat dihati
Semoga kan diberkati
Kau
dipayungi awan
Begitulah impian
Bersungguhnya harapan
Selagi nyawa di badan
Pintaku
padamu bintang
Kirimkan aku sinarmu
Moga kan selamanya
Engkau bernafas di sisiku
04. PAWANA SAMPAIKANLAH SALAM
Arid/Lokgha
Orang
berbangsa
Pancarnya telus ke hati
Orang yang mulia
Di hati kita
Bau harum di pagar berduri
Langkah
menuju
Biasku jadi tak menentu
Ibaratnya labu
Menjalar ke hulu
Berdebu menuju yang satu
Gemerlapan
cincin di jari
Memetik kecapi suaranya menawan
Cantik budi nampak berseri
Tentu ramai hati nan tertawan
Langit
membisu
Kilat memancar
Hujan tak jadi
Songket kulipat retaknya seribu
Hiasan kasih
Kekal nan abadi
05. MAHLIGAI PERMATA
Khir Rahman/Megamutiara
Berpaut-pautan
berpimpinan
Beriringan meniti kehidupan
Berpaut-pautan berpimpinan
Beriringan meniti kehidupan
Segak
perkasa seri pahlawan
Bertanjak lima dari seberang
Tidak permata jadi hantaran
Lembut bicara tutur kata disebut orang
Lemah
gemalai tari perawan
Senyum melirik menambat hati
Bukan mahligai tempat naungan
Berbumbung langit tetap jua dituruti
Sehidup dan semati
Beralun
suara memuji
Terasa diselimut duri
Berserah hanya kepadaNya
Memohon kesucian jiwa
Semoga dilimpah bahagia
Sepanjang
hari madah-madah menghias rasa
Usah pula termanis madu kata
Segala budi indah-indah menguntum sukma
Usah pula terguris parut luka
Tamu
tandang riuh gemdang
Bergegak gempita suasana
Mana datang seluruh semesta bergembira
06. MASRI MANIS
Khir Rahman
Dengar
tabuk berbunyi (sayup)
Dengar taulah menyanyi (merdu)
Rindu pada desaku
Asyik
biduk dikayuh (laju)
Asyik unggas berlagu (merdu)
Masih tidak ku jemu
Musim silih berganti
Adat tetap di hati
Insan
berkasih bersatu hati
Ihsan dan janji menjadi budi
Usah mungkir mungkiri
Aur
dan tebing berteguh sakti
Bahu diganding saling berbakti
Pohon sehidup semati
Hai pohon sehidup semati
Manis
sahut-bersahut (salam)
Manis tamu-bertamu (undang)
Indah dengan bahasa
Senyum
balas senyuman (manis)
Senyum indah menawan (manis)
Kasih sayang bertaut
Manis riuh di kampung
Riang malam mengusik
Ayang
menegur itik
Orang kampung mengejek
Ayam berlari
Itik jalan kedek-kedek
Hati-hati
cik adik
Nantikan abang balik
Orang kampung berbisik
Detik tak detik
Pulanglah
ayah sebagai pejuang
Ibu di rumah tunggu cantik-cantik
Pergilah abang sebagai pejuang
Adik menanti duduk molek-molek
07. BERPANTUN KASIH
S.Atan/Siso Kopratasa
Berdendang
hamba nak berdendang
Hai sepantun kitalah bersama
Sama rentak gendang bertingkah
Tapi tak sama alun suara
Berdendang
hamba nak berdendang
Hai senandung nak dara merindu
Alun hamba sekadar lalu
Tidak sedikit menyentuh dihati
Mana
kasih sehangat mentari
Mana cinta yang semanis dulu
Mana janji bak tersimpul tali
Mana budi yang sebaik laku
Jauh
hamba rindu hambalah dirindu tuan
Bila dekat mengapa diam sahaja
Kalau sudah dibenci hamba dibenci tuan
Lagu berkasih cinta terpilih
Layu pagi seruas jari
Berdendang
hamba nak berdendang
Hai sepantun kasih tak sudah
Mengenang bukanlah mengenang
Ingin mencari di mana silapnya
08. ZAPIN CINTA ASMARA
To'ki/Rozek
Engkau
bagaikan
Ya kasih kasih kasih
Bak purnama
Ya kasih kasih kasih
Aku pungguknya
Aku pungguknya
Ku
andaikan
Ya kasih kasih kasih
Engkau kumbang
Ya kasih kasih kasih
Akulah bunga
Akulah bunga
Panaslah
cahaya
Ku payung peneduhnya
Gelap gelita
Ku terangkan malamnya
Hamba sahaya
Hamba sahaya
Ku
tanamkan
Ya kasih kasih kasih
Ku semaikan
Ya kasih kasih kasih
Sepohon cinta
Zapin
cinta
Berinang asmara
Masri lara
Berghazal kecewa
09. CANGGAI
Rosli Selasih/Tok Wan
Canggailah
kanan hai derik kanan berderik
Melangkah anak ular berbelit kaki alahai
Andai tersalah langkah lekas mencari arah
Lah inang uleknya inang
Canggailah
kiri hai derik kiri berderik
Bagai melangkah bayam menabur bayam alahai
Andai tingkah bercanggah canggai lengan diubah
Lah inang uleknya inang
Ala
inang ala inang ala hai
La ulek ya ulek sayang
Lenggoknya alahainya inang berpasang-pasangannya
Hai melangkah ke kiri dan ke kanan
Ala
inang ala inang ala hai
La ulek ya ulek sayang
Eloknya alahai tarinya berpusinglah berpusing
Hai sekata ke kanan dan ke kiri
Hai
eloknya hai indahnya tarian gemalai
Tarian di kaki bercanggai
Hai eloknya hai menawan hai lenggangnya
Berlenggok tarian di kaki bercanggai
Canggailah
lama hai derik tidak berderik
Canggai tersimpan sisip cucurnya atap alahai
Sepakat dan bersantun inang tari menyusun
Bagaikan sirih dijunjung
Inang
gemalai inang di julai
Bagailah nan terongkai kata berangkai
Madah berbungkal belum tercanai
Bagailah nan mengusap bahasa berungkap
Kata berhajat yang belum tersurat
10. KERONCONG SI ENDANG ENDONG
Raja Kobat
Sinar
suria mencerlah bulan
Bulan purnama mengolah cinta
Ke barat arah renung-renungan
Endang endong endang endong sayang
Tenggelam
jangan bahtera pusaka
Seni warisan di pupuk jua
Ke barat arah renung-renungan
Endang endong endang endong sayang
Cahya di timur apa kurangnya
Endang
endong si endang endong
Endang endong di nusantara
Endang endong alun keroncong
Endang endong di beri nama
Endang
endong si endang endong
Endang endong serumpun bangsa
Endang endong rentak keroncong
Mari berdendang ragam pusaka
Buah
mengkudu si jambu batu
Buah delima merah isinya
Seni melayu sedusun satu
Endang endong endang endong sayang
Di
tetak tak putus memupus tiada
Seempat penjuru bak serumpun jua
Seni melayu sedusun satu
Endang endong endang endong sayang
Wajarlah di baja pohon pusaka
Sinar
suria mencerlah suria
Bulan purnama mengolah cinta
Ke barat renung-renungan
Endang endong endang endong sayang
Tenggelam
jangan bahtera pusaka
Seni warisan di pupuk jua
Ke barat arat renung-renungan
Endang endong endang endong sayang
Cahya di timur apa kurangnya
Endang
endong si endang endong
Endang endong di nusantara
Endang endong alun keroncong
Endang endong di beri nama
Endang
endong si endang endong
Endang endong serumpun bangsa
Endang endong rentak keroncong
Mari berdendang ragam pusaka
Buah
mengkudu si jambu batu
Buah delima merah isinya
Seni melayu sedusun satu
Endang endong endang endong sayang
Di
tetak tak putus memupus tiada
Seempat penjuru bak serumpun jua
Seni melayu sedusun satu
Endang endong endang endong sayang
Wajarlah di baja pohon pusaka
|